RSS Feed

Air Mata yang Tak Pernah Jatuh

Posted by Mochammad Reza

Maria…
Akhirnya Tuhan pun memanggilmu

Maria…
Hati pilu memandang potretmu
Tiada lagi senyummu, tiada lagi tawamu

Tiada candamu seperti yang dulu

Oh Maria…

Tak pernah terlintas dalam benak bahwa lagu yang sempat dipopulerkan oleh Julius Sitanggang ini akan menjadi sebuah kenangan. Lagu yang kau kenalkan padaku menjadi lagu perpisahan di antara kita…

Kira-kira setahun yang lalu kau datang bersama teman-temanmu memperkenalkan diri di ruangan pertemuan itu. Dari titik itulah pertemanan kita pun bermula. Aku yang saat itu “membawahi” teman-teman mahasiswa yang bekerja paruh waktu di gedung penuh buku pun memperkenalkan diri dan teman-teman yang “terjebak” di sana terlebih dahulu. Berbekal pendidikan keluarga dari organisasi tempat aku mengaktualisasikan diri, kucoba untuk tak menganggap kau dan teman-teman yang lain sebagai saingan, apalagi musuh. Tetapi akan kuanggap sebagai partner, bahkan akan kuciptakan kondisi kekeluargaan di tengah lingkungan yang sarat akan persaingan dan egoisme.

Waktu terasa merangkak. Detik hingga menit yang berlalu dirasa amat lambat di awal-awal interaksi itu. Namun ia berjalan begitu cepat ketika tembok-tembok kekakuan mulai runtuh. Hingga hitungan bulan pun telah terlampaui. Kegiatan jalan-jalan serta wisata kuliner pun menjadi sebuah rutinitas. Senyum, tawa sudah mulai menghias di antara kita semua. Saling lempar bahan ejekan juga sudah menjadi hal yang biasa. Namun di hari pengukuhanmu menjadi sarjana, kudengar kau kembali sakit hingga harus segera kembali ke rumahmu di sana yang berjarak kurang lebih 60 kilometer jauhnya. Sebelumnya kau memang sempat jatuh sakit. Sakit yang biasa saja kukira…pada awalnya. Tak kunjung membaik dalam waktu yang lama, cemas mulai menghampiri. Aku dan beberapa teman lainnya sepakat untuk menjengukmu di sana. Tapi sangat disayangkan, tanggung jawab pada tempat kerjaku tak bisa kutinggalkan. Hanya salam yang dapat kusampaikan dari kota ini.