Bidadari Bermata Kristal
Posted by
Sore yang cerah. Aku berniat mengunjungi sebuah pameran buku di salah satu gedung yang bertempat di jalan yang dikenal dengan sebutan Jalan Solo. Dengan langkah pasti, kulaju sepeda motorku hingga tak berapa lama sampailah aku di sana. Segera kubayar karcis parkir dan memarkir “sahabat”ku, kulangkahkan kaki masuk ke dalam gedung. Di kanan dan kiri pandangan mata telah bertebaran berbagai macam buku yang disajikan. Sempat terlihat juga orang-orang yang sedang melakukan transaksi. Namun tak sedikit yang hanya melihat-lihat. Setelah berputar mengelilingi lokasi pameran, mataku tertuju pada sebuah novel yang digelar di sebuah alas yang tidak terlalu tinggi di atas sebuah karpet. Tanpa keraguan, kuambil lalu kubalik buat kubaca sinopsisnya. Sayang, sinopsis itu tak kutemukan di sana. Hanya komentar dari beberapa nama yang kukenal. Salah satunya adalah Abidah El Khalieqy, penulis novel Perempuan Berkalung Sorban sekaligus seorang aktivis perempuan. Satu lagi yang membuatku tertarik dengan buku itu adalah tulisan yang ditampilkan pada cover bagian atas. Bagian itu bertuliskan “Amuk Asmara di Tengah Kapitalisme Global”. Novel itu berjudul Bidadari Bermata Kristal.
Novel fiksi yang menceritakan kehidupan seorang mantan aktivis mahasiswa yang sedang berkutat dengan skripsinya. Surya, begitulah nama tokoh utama dalam novel ini. Surya yang dideskripsikan sebagai seseorang yang cerdas, berkemauan keras, serta mempunyai banyak pengagum, khusunya pengagum wanita, sedang dirundung masalah terkait dengan objek penelitiannya, yaitu sebuah perusahaan terbuka, tak beroperasi lagi di kotanya. Permasalahan yang tak terlalu besar sebetulnya bagi mahasiswa S-1, karena segala informasi bisa diketahui melalui situsnya di internet. Namun yang menjadi permasalahan besar adalah ketika dekan mulai risih dengan keadaan tersebut. Dekan yang seharusnya tak mempunyai kuasa untuk membatalkan atau meneruskan skripsi yang akan diujikan, mendadak rese menunda ujian skripsi Surya hingga mendapatkan pengesahan resmi dari perusahaan yang menjadi objek penelitiannya. Pergilah Surya ke kota Batam untuk mendapatkan pengesahan. Di kota yang belum ia kenal sama sekali, Surya harus berjuang menemukan perusahaan tersebut. Di tengah perjalanan panjang menuju kota Batam, Surya mendapati dirinya kecopetan tatkala menaiki kapal yang akan menuju ke sana di tengah kepadatan manusia yang akan menaiki kapal tersebut. Hanya tersisa dua ratus ribu di kantong yang akan memenuhi kebutuhan hidupnya selama di Batam.
Di Semarang, di mana kampus itu berada, adik-adik kelas serta teman seperjuangan Surya mensinyalir adanya konspirasi yang terjadi dibalik kasus tersebut. Analisis mereka adalah pada acara wisuda yang akan datang, putra Dekan FE, tempat Surya menimba ilmu, juga akan melangsungkan wisudanya. Surya memiliki nilai tertinggi dari semua lulusan yang ada, hanya terpaut 0,04 dengan putra sang dekan. Sudah tradisi di kampus imajinatif itu jika nilai tertinggi akan mendapat tawaran kerja hingga meniti puncak karier tak lagi menjadi soal. Sehingga segala cara akan dilakukan demi meraih kemenangan. Persis seperti ideologi kapitalisme global.
Novel ini juga menyajikan kisah seputar lika-liku asmara di antara tokoh di dalamnya. Nafla, seorang guru taman kanak-kanak, terpaksa harus merelakan cintanya pada sang kekasih, yang telah menjalin kasih selama tujuh tahun, kepada seorang gadis cantik dan kaya. Gadis yang bernama Marsya itu bertemu kembali dengan Surya pada saat dia menjadi pembicara dalam sebuah acara seminar. Sebuah pilihan yang sulit bagi Surya ketika dihadapkan pada pilihan dilematis kisah asmaranya. Kemudian pertemuan Surya dengan Rossa, seorang penjaja seks di kota Batam, menggambarkan konflik batin serta gambaran kecil sebuah dunia ketika manusia sudah masuk ke dalam lingkaran hitam kapitalisme. Manusia yang dijadikan sebuah komoditas.
Pertanyaannya kemudian apakah Surya berhasil mendapat pengesahan dari perusahaan objek? Apakah teman-teman Surya mampu membuktikan konspirasi yang terjadi di kampusnya? Lalu siapakah bidadari bermata kristal? Sekumpulan pertanyaan yang akan ditemukan di akhir cerita. Meski novel ini bagi saya terkesan novel picisan, namun tak ada salahnya bila Anda membacanya hingga akhir.